Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lepaskan Aku, Dasar Bajingan (2) 



Lepaskan Aku, Dasar Bajingan (2) 

0Tangan Gu Xiaoran buru-buru menopang bahu Mo Qing, kemudian dia bertanya dengan nada yang dingin, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Mengapa kamu membuat Nenekmu salah paham?"     
0

"Salah paham apa?" Sudut bibir Mo Qing tampak sedikit terangkat dan tertawa jahat. Tangan Mo Qing yang menekan pantat Gu Xiaoran langsung meluncur ke bawah.     

Gu Xiaoran tergesa-gesa menangkap tangan Mo Qing yang sembarangan meraba bagian di belakang tubuhnya itu, "Salah paham tentang hubungan kita!"     

Mo Qing menatap kedua mata Gu Xiaoran yang tampak panik, perlahan Mo Qing mulai menundukkan kepalanya, dan bibirnya mulai menempel di telinga Gu Xiaoran, "Ssst, Nenek bisa turun kapan saja. Kamu sudah menerima amplop merah itu, apakah kamu ingin membuat Nenek merasa bahwa kamu sedang membohonginya karena sudah menerima amplop merah darinya itu?"     

Suara Mo Qing terdengar sangat lembut, tetapi apa yang dia katakan ini membuat Gu Xiaoran semakin merasa panik.     

Padahal sebenarnya, jelas-jelas Mo Qing lah yang menyuruh Gu Xiaoran memanggil Xie Baoling dengan sebutan Nenek dan dia juga yang menyuruh Gu Xiaoran menerima amplop merah tersebut. Namun sekarang dia malah memutar balikan fakta yang ada.      

Gu Xiaoran dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Mo Qing. Dia hanya ingin keluar dari pelukkan Mo Qing.     

Namun Mo Qing dengan mudah meraih kedua tangan Gu Xiaoran lalu menahan kedua tangannya di belakang punggung. Setelah itu dia berbalik badan, dan menekan tubuh Gu Xiaoran di atas sofa, dia mengawasi ekspresi Gu Xiaoran dalam jarak yang sangat dekat.     

"Apakah kamu ingin aku memberimu status yang resmi?"     

"Hantu ini ingin memiliki status resmi darimu!" Emosi di dalam hati Gu Xiaoran hampir meledak.     

Bagaimana pun juga tidak ada wanita yang suka dipermainkan begitu saja oleh orang lain. Jika Mo Qing berniat pacaran dengannya, Mo Qing pasti tidak akan bertanya seperti ini lagi padanya.     

Kalau Gu Xiaoran menjawab 'Ingin', berarti dia sedang merendahkan martabatnya sendiri. Selain itu, harga dirinya juga tidak mengizinkannya menjawab kata 'Iya'.      

"Baguslah!" Mo Qing mengalihkan pandangannya ke bawah dan tatapannya terpaku pada bibir Gu Xiaoran. Bagi Mo Qing, bibir Gu Xiaoran yang berwarna sedikit merah dan lembab itu sungguh terlihat sangat menggoda.     

Awalnya Mo Qing tidak ada rencana untuk menyentuh Gu Xiaoran sampai sedekat ini, tetapi ketika melihat Gu Xiaoran dia merasa seolah ada dinding yang dingin, dan Mo Qing tidak bisa menahan diri untuk menembus dinding yang dingin itu.     

Perlahan Mo Qing mulai menundukkan kepalanya dan bibirnya yang lembut jatuh di bibir Gu Xiaoran, lidahnya menyelinap ke dalam mulut Gu Xiaoran.     

Rasa gatal di bibir Gu Xiaoran membuatnya tidak bisa bernapas. Dia ingin mendorong Mo Qing, tetapi justru semakin ditekan oleh Mo Qing sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.     

Mo Qing tidak emosi dan dengan tenang lidahnya menyapu di dalam mulut Gu Xiaoran berulang kali. Kegatalan yang dirasakan Gu Xiaoran pada bibirnya itu perlahan-lahan berubah menjadi kesemutan, dan pada akhirnya seluruh bibirnya menjadi sensitif.     

Di saat Mo Qing menggigit di bibirnya dengan pelan. Seketika, rasa kesemutan itu melanda sehingga Gu Xiaoran tidak bisa menahan diri untuk membuka mulut dan mengambil napas. Lidah Mo Qing yang berada di depan bibir Gu Xiaoran langsung menyelinap masuk dengan agresif. Awalnya ciuman yang biasa itu perlahan menjadi semakin panas dan intens.     

Gu Xiaoran merasa gelisah dan juga marah. Di sisi lain, Mo Qing menyangkal hubungan antara dirinya dengan Gu Xiaoran namun Mo Qing justru melakukan hal yang sembarangan seperti ini.     

Saat Gu Xiaoran ingin menggigit dengan kuat, tiba-tiba terdengar suara batuk Xie Baoling. Seketika seluruh badan Gu Xiaoran langsung menjadi kaku, dia merasa sangat malu dan rasanya ingin menguburkan dirinya sendiri.     

Mo Qing dengan tenang menarik kembali lidahnya, lalu menciumnya sekali dan baru melepaskannya.     

Gu Xiaoran dengan cepat bangkit, duduk, dan merapikan pakaian yang kusut dengan wajah yang memerah. Dia tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat Xie Baoling yang turun dari lantai atas. Kemudian Gu Xiaoran berdiri dan berkata, "Aku akan memasak dulu!"     

Setelah berkata seperti itu, wajahnya tampak semakin merah. Kini dia pergi memasak seperti seorang menantu yang ingin menunjukkan penampilan terbaik di depan mertuanya.     

Bagaimana pun juga Gu Xiaoran sudah melontarkan kata-kata itu dan tidak bisa menarik kata-katanya kembali. Sehingga dia dengan terpaksa berkata, "Meskipun Pulau Nanwan punya koki yang profesional, tetapi kalau sering memakan makanan yang enak-enak, terkadang kita juga ingin merasakan makanan dari daerah lain. Dengan begitu kita bisa mencicipi rasa masakan yang berbeda."     

Gu Xiaoran melirik Mo Qing, dan dia mendapati bahwa Mo Qing sedang tersenyum sambil menatapnya. Sementara itu, Xie Baoling semakin merasa puas ketika melihat Gu Xiaoran berkata seperti itu kepadanya.     

Gu Xiaoran menyadari bahwa kesalahpahaman ini semakin besar, rasanya dia ingin mati saja. Setelah itu dia langsung bergegas lari ke arah dapur untuk menghindari suasana yang canggung.      

Kemudian Xie Baoling duduk di sebelah Mo Qing dan tertawa, "Apa perasaanmu benar-benar tulus dengan Gu Xiaoran?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.